Most Popular Girl Next to Me Chapter 01 Bahasa Indonesia





Chapter – 01

Ada dua stasiun di dekat SMA Touyama, tempat dimana saat ini aku tuju. Salah satu diantaranya, yang sedang aku gunakan sekarang, ialah Stasiun SMA Touyama jalur Sandai. Perhentian ini berpusat di dalam distrik perumahan, dan memiliki beberapa toko di sekitarnya.
Sedangkan, yang lainnya adalah Stasiun JP Touyama. Ini adalah stasiun terbesar di daerah tersebut. Jumlah orang yang keluar dari Stasiun SMA Touyama secara signifikan lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah orang yang keluar dari Stasiun Touyama. Di sekitar stasiun ada mal besar, beberapa perusahaan, sekolah, dan berbagai institusi lainnya. Kawasan ini begitu ramai di hari kerja maupun di akhir pekan.
Dari semua siswa SMA kami, sekitar 70% dari mereka melakukan perjalanan melalui Stasiun Touyama. Ngomong-ngomong, sekitar 20% menggunakan dengan bus atau motor, dan sisa 10% menggunakan Jalur Sandai Line seperti diriku. Ini cukup mengejutkan betapa sedikitnya orang yang menggunakan Jalur Sandai untuk bepergian.
Nah, karena hal ini, jumlah siswa yang berjalan di antara Stasiun SMA Touyama dan SMA itu sendiri sangatlah sedikit. Ditambah pula, para siswa yang pergi melalui Stasiun SMA Touyama, mungkin karena merasa minder dengan Stasiun Touyama, kebanyakan dari mereka begitu hening. Aku juga sangat hening, namun, itu karena aku berasal dari pedesaan dan aku tidak ingin menonjol.
Jadi, hari ini juga, aku meluangkan waktuku, berjalan menyusuri jalan sepi dimana mobil tidak bisa melewatinya.
"Hei, Setsu. Benarkah Kii-san sudah mempunyai pacar? "
Saat aku memasuki kelas dan duduk di kursi paling belakang, teman sekelasku, Sagami, menanyakan hal ini padaku.
Dia adalah orang idiot. Itu seharusnya menjadi perkenalan yang cukup bagus.
Omong-omong, namaku adalah Yoshiki Setsu. Hampir semua orang memanggilku Setsu.
"Pacar Kii-san ? Aku tidak tahu apapun tentang itu ... "
"Seperti yang kupikirkan ~. Kau tidak tahu ~ "
"Lagipula, mengapa kau berpikir aku mengetahuinya?"
Pada dasarnya aku tidak tertarik ketika membicarakan percintaan orang lain. Tidak peduli jika orang ini berpacaran dengan orang itu. Percakapan ini harusnya berakhir hanya dengan, "Ah ~, begitu ya".
Tentu saja, jika ini tentang seseorang yang aku sukai atau yang disukai teman dekatku, maka aku akan sedikit tertarik, namun ketika menyangkut orang  yang tidak memiliki hubungannya denganku, maka tidak ada alasan bagiku untuk peduli.
Namun, nampaknya Sagami menyukai gosip semacam itu, dan akan memberitahuku seolah-olah aku akan peduli. Bukankah kau mempunyai teman selain diriku?
Aku menghadapi Sagami dengan ekspresi terkejut. Kemudian, meskipun kekurangan kemampuan mengumpulkan informasi, dia mulai menceritakan hal-hal yang belum pernah aku dengar sebelumnya.
"Sebenarnya, ada seorang senpai kelas tiga yang mengaku pada Kii-san kemarin, dan dia menolaknya dengan mengatakan bahwa dia sudah memiliki pacar! Kii-san bukanlah tipe orang yang suka berbohong, jadi mungkin dia benar-benar sudah mempunyai pacar! "
Sagami berdiri dengan penuh semangat. Mengapa dia begitu bergembira? Yah, kurasa memang beginilah dia.
"Apakah dia punya pacar atau tidak, tidak ada efeknya bagimu."
"Sungguh menyedihkan! Sangat disesalkan! "
"Kurasa ini bukan masalah besar."
Setelah beberapa detik, Sagami kehilangan energinya dan kembali ke tempat duduknya. Apa sekarang?
"Tidak baik, meski aku mengetahuinya, tidak mungkin bagiku untuk bisa berpacaran dengan Kii-san. Itulah mengapa, aku ingin lelaki yang berpacaran dengannya harus menjadi orang yang keren dan berani. "
Apa-apan dengan ekspresi suram mendadak itu? Apa yang terjadi dengan semua energi yang kau miliki beberapa waktu yang lalu, emosimu terlalu tidak stabil. Namun, karena Sagami terlihat sangat menyedihkan, kuputuskan untuk memberitahunya tentang apa yang kuketahui.
"Yah, aku tidak tahu apa ini berguna atau tidak, namun saat dia naik kereta, tidak ada orang yang terlihat seperti pacarnya."
Walaupun jika seseorang melihat kita, mereka mungkin mengira bahwa aku adalah pacarnya.
"Ap-Apa itu benar !?"
"Yeah…"
"Begitu ya? Di kereta ...? "
"Ah, apa aku tidak memberitahumu? Dia mengendarai kereta yang sama denganku. "
"..."
Mendengar perkataanku, Sagami membuka mulutnya dan berhenti seperti itu. Lalu, secara bertahap otot-otot di wajahnya mulai bergerak lagi.
"Haaaaa !? Kau benar-benar mengatakan itu! Kii-san yang itu, tinggal di pedesaan !? "
"Maksudku, iya. Sebenarnya, jangan menyebutnya pedesaan, itu area perumahan. "
Saat aku membentak dia, Sagami terjatuh ke mejaku dengan putus asa.
"Kau bohong ... Kii-san yang itu, tinggal di pedesaan ... sangat  iri!"
"Seperti yang kukatakan, itu bukan pedesaan, itu adalah area perumahan."
"Sialan! Jika dia berada di kereta denganmu,  kau bisa mengambil beberapa foto kan? Dia bahkan mungkin duduk di sebelahmu ... Sialan!! "
Melihat begitu iri, mustahil bagiku untuk mengatakan kepadanya bahwa dia benar-benar duduk di sampingku. Sebenarnya, seberapa banyak kau menyukai Kii-san.
"Mungkin kau bahkan bisa merasakan dadanya ..."
"Itu tidak mungkin, dasar bego kau."
Daripada menyukai, dia mungkin hanya orang mesum ...

*****
{Sudut pandang Kii-san}
"Mamiko, hari ini juga kau sedang dalam mood yang baik."
Saat aku sampai di sekolah, sahabatku, Yuuka-chan menyapaku. Ekspresinya terlihat sedikit terkejut. Bahkan aku pun tidak mengerti mengapa dia memiliki ekspresi semacam itu.
"Kau datang dengan pacarmu lagi hari ini ?"
"Un!"
"Aura yang kau berikan terlihat bahagia,  sampai bisa membuat orang lain merasa malu."
"Be-Benarkah? Ehhhh ~ "
"Omong-omon itu bukan pujian. apa baik-baik saja untuk memberitahuku? Apakah pacar Mamiko seseorang dari sekolah ini? "
Yuuka-chan tidak akan melepaskannya dan menanyakan hal ini padaku.
Tapi, aku..…
"... Maaf, aku tidak bisa memberitahumu."
Ya, karena dia sangat pemalu, aku tidak ingin menyebarkannya kepada yang lain bahwa kita berpacaran. Aku sangat ingin menceritakannya sekarang juga, tapi memikirkan perasaannya, tidak mungkin aku bisa mengatakannya.
"Begitu ya, kalau begitu, kuharap kau bahagia."
Sebagai balasan atas perkataanku, Yuuka-chan tersenyum dan kembali ke tempat duduknya sendiri. Di dalam hati, aku meminta maaf kepada Yuuka-chan sekali lagi, dan berbaring di mejaku. Aku teringat kembali tentang apa yang terjadi di kereta pagi ini.
Hari ini, aku bersandar padanya. Ahhhh. Apa yang dia pikirkan? Apakah dia membenciku untuk itu? Tapi, itu salah Yoshiki-kun, menjaga jarak dari pacarnya. Hari ini adalah  spesial, aku tidak akan melakukan hal yang sama lagi. Lain kali, Yoshiki-kun akan melakukannya ... aku benar-benar menginginkan itu ... Jika dia melakukannya ...
"Nnn ~, fufufufufufu."
Oh tidak, hanya membayangkannya saja membuatku merasa sangat senang. Dia masih belum berbicara denganku, tapi jika dia melakukannya, oh ... aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum ... fufu, eheheh.
Kita sudah berpacaran selama sepuluh tahun. Aku harap untuk melakukan sesuatu seperti pasangan segera. Aku yakin wajahku tersenyum sekarang. Walaupun mengetahui itu, aku tidak dapat menahan diri.
Fufufu, kuharap kita bisa berbicara besok.





close

3 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

  1. Apa 10 tahun?!!
    Dan Yoshiki Setsu ini gak tau sama sekali tentang Kii-san?!
    Kok njir?!

    BalasHapus
  2. Ok gw cek genre nya dulu apakah ada unsur spritual

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama